Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

PUISI : MESIN CUCI YANG RUSAK

MESIN CUCI YANG RUSAK Kisanak, jangan paksa yang telah lelah terus berjalan. Ada kalanya yang jagoan butuh tempat peristirahatan. Pun yang bajingan sedikit banyak pasti terselip rasa belas kasihan. Setinggi-tingginya kapasitas otak, suatu waktu bisa penuh. Sekebal-kebalnya kulit manusia bebal, pastilah suatu masa akan mendapati hari kekalahan. Ada kalanya seorang pecundang menjadi raja di seluruh sendi kehidupan. Ingat.., Langit ketujuh bisa runtuh. Gunung everest pun bisa jatuh. Pondasi kehidupan yang nampaknya berkekalan. Suatu waktu pastilah akan menemukan hari kerusakan. Setidaknya. Berhentilah jika lelah. Menepilah jika jengah. Tabahlah jika kalah. Menunduklah meski menang. Seperti hebatnya kerajaan fir'aun. Luluh lantah. Apalagi kerajaan cintamu! Jagalah dengan baik-baik. Apalagi roda kehidapmu? Rumatlah dengan bijaksana. Bergaya hidup tidak memaksa. Faizin Abasárina ( 04:58 pm - Getas, 2020-07-17 )

PUISI : SEJUTA DOLAR GUBAHAN PERANG

SEJUTA DOLAR GUBAHAN PERANG Pagi ini ku sambung kembali jiwa yang patah. Dengan nafas terengah-engah kan ku buat jiwamu berlutut pasrah. Sejuta dolar syair dendam terdalam. Ku balas dengan triliun dolar puisi yang kelam. Puisi ku hunuskan, kau pun tertunduk diam. Syair kau teriakkan, aku terajam menghilang. Miris! Saling serang dengan kata-kata. Menjelma musuh selamanya. Tapi aku lelah ndess. Kapan kita nge-mie ayam bareng lagi Seperti dulu? Mie ayam kuwu? Kan. Maukah kita saling bunuh! Membunuh virus benci yang terlanjur keruh. Agar kisah kita kembali utuh sebelum terlanjur jauh. Ndess, hilangkan jengah dan janganlah pongah!. Kesini. Santai. Berpuisi. Tanpa tapi. Lalu bernafaslah. Kemudian menikah. Denganku di atas bentangan surga yang kita bangun dengan asah asih asuh. Faizin Absárina ( 07:50 am - Getas, 06-07-20 )