Langsung ke konten utama

PUISI : MESIN CUCI YANG RUSAK

MESIN CUCI YANG RUSAK

Kisanak, jangan paksa yang telah lelah terus berjalan.
Ada kalanya yang jagoan butuh tempat peristirahatan.
Pun yang bajingan sedikit banyak pasti terselip rasa belas kasihan.

Setinggi-tingginya kapasitas otak, suatu waktu bisa penuh.
Sekebal-kebalnya kulit manusia bebal, pastilah suatu masa akan mendapati hari kekalahan.
Ada kalanya seorang pecundang menjadi raja di seluruh sendi kehidupan.

Ingat..,
Langit ketujuh bisa runtuh.
Gunung everest pun bisa jatuh.
Pondasi kehidupan yang nampaknya berkekalan.
Suatu waktu pastilah akan menemukan hari kerusakan.

Setidaknya.
Berhentilah jika lelah.
Menepilah jika jengah.
Tabahlah jika kalah.
Menunduklah meski menang.

Seperti hebatnya kerajaan fir'aun.
Luluh lantah.

Apalagi kerajaan cintamu!
Jagalah dengan baik-baik.
Apalagi roda kehidapmu?
Rumatlah dengan bijaksana.
Bergaya hidup tidak memaksa.

Faizin Abasárina
( 04:58 pm - Getas, 2020-07-17 )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI : MANTRA KHATULISTIWA (PUISI PENANGKAL ROH JAHAT)

MANTRA KHATULISTIWA Oleh: Faizin Absárina Castrovilla Saat malam datang menjelang Mebersemai asap tebal di sudut-sudut ruangan Ciptakan decitan pintu yang mengerikan Dan menjelma bayang hitam kegelapan Demi keramatnya tengah malam Jum'at Jangan menyendiri di sudut jendela berkarat Dengan begitu kau boleh datang kapan saja Lalu kita berbincang tentang dua dunia Telah kupersiapkan seribu wewangian Dan jika kau akan datang, jangan membawa kejahatan Sebab telah kurapalkan mantra khatulistiwa Sekar yang akan meluruhkan kesepianmu selamanya Jangan khawatirkan keadaanku Sebab aku 'tak sebejat majikanmu Datanglah dengan penuh kedamaian Dan pamitlah dengan kemerdekaan 10:59 pm - Demak, 2021-April-01 ________________________________ (+) Puisi Mantra Khatulistiwa  terinspirasi dari kisah nyata; roh jahat, kejahatan santet, kekejaman sihir, dan kejahatan tak terlihat lainnya—kejahatan tak melulu jalan keluarnya kejahatan pula, melainkan dengan sabar dan kedamaian. Di mana kamu ...

PUISI : AKU CINTA TULISANKU

AKU CINTA TULISANKU Suatu waktu dalam renungku Sajak rindang dalam damainya kalbu Tergores indah puisi relung hati Harum mewangi bersyair suci Tenang, tentram, terasa nyaman Sajak nan indah pun menenangkan Jiwa bahagia memandangnya Netra berbunga membacanya Dalam hati terukir Puisi yang tidak kikir Dalam benak tersingkir Keraguan yang berdesir Aku mencintai tulisanku Runtut indah tak pernah palsu Aku 'tak akan pernah ragu Jauh di lubuk hatiku, aku mencintai tulisanku Faizin Absárina ( 03:41 pm - Getas, 2020-07-13 )

PUISI : UJUNG SENYAP

UJUNG SENYAP Abraham Alfá | Faizin Absárina Desember yang hujan deras Bak meteor nian terjun tajam Aku yang menggendong rindu nan panas Meluap-luap di bawah guyuran hujan ganas Dentuman jantungku yang menggema Berteriak jiwamu di ujung senyap istana Kau yang dingin sendiri dan merindu Dan aku yang berapi-api ingin menggapaimu Nyalakanlah cahaya gemerlap mercusuar Dan jika sendirimu mulai terserang seribu getir Teriakkan namaku sebanyak-banyaknya Dengan ajaib muncullah cintaku yang istimewa Jangankan Desember yang hujan badai Kemarau hebat Juni pun akan aku lalui Tak gentar jika sekedar cuaca mematikan Demi cinta kita yang harus terselamatkan 07:06 pm - Demak, 2020-Desember-05 Klik Link Video YouTube dibawah untuk mendengarkan: Puisi Ujung Senyap - Faizin Absárina

PUISI : ABSTINENSI ABSTRAK

ABSTINENSI ABSTRAK Hingar bingar hidup yang menjadi abu. Bunga-bunga yang telah layu. Degup jantung yang menjadi kaku. Satu meter yang telah tergali. Merangkak naik bangkit lagi. Dengan kaki tangan perih tertatih-tatih. Tangan mungil malaikat. Pelan jengah dan mendekat. Perilaku laknat jiwa bak malaikat. Tak pantas, sungguh tak pantas. Menari-nari di atas pentas. Kapan oh kapan segera mentas. Ingin berenjak menghampiri. Ungkapkan hati seluruh isi. Tetapi hati, terkunci mati. Faizin Absárina ( 10:25 am - Getas, 2020-07-06 )